Nomophobia, Itu Apa Sih?

Perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih ini, sudah pasti membuat anak-anak muda, khususnya kita tidak bisa terlepas dari telepon genggam atau Handphone.

Bahkan, dimanapun kita berada semua orang fokus menggenggam handphone. Pastinya kita sudah sangat jarang melihat orang memegang buku bacaan seperti novel ataupun komik. Kamu tahu gak sih, kalau hal ini disebut juga dengan Phobia?

Iya, benar banget, jadi takut meninggalkan telepon genggam juga termasuk phobia lo. Kali ini, Locus Work, akan membahas tentang Phobia-nya nih. Mari simak, ya!

Sejarah Handphone

Generasi Telepon masuk ke Indonesia pada tahun 1985 dan terus berkembang hingga tahun 1992. Generasi pertama ini disebut juga dengan (1G). Pertama kali munculnya teknologi telepon ini diberi nama Nordic Mobile Telephone (NMT). Awalnya, perangkat ini berukuran besar dan tidak dibisa dikategorikan dengan telepon genggam.

Selain itu NMT (Nordic Mobile Telephone) ini memiliki berat sebesar 430(gram) dan hanya dapat melakukan panggilan sebanyak 35 menit dengan tarif harga yang mahal yaitu senilai 10 juta. Wah pada zamannya memang Teknologi telepone ini barang mewah yah, teman-teman.

Kemudian, pada generasi kedua disebut juga dengan 2G. Generasi kedua ini mulai terjadi peralihan yang awalnya analog ke komunikasi digital tahap awal. Indonesia sendiri mengembangkan teknologi ini yang disebut dengan GSM. Perubahan dari Generasi pertama ke generasi kedua ini terlihat dari bentuknya ya teman-teman. Generasi kedua memiliki bentuk yang lebih jauh mengecil dibandingkan dengan bentuk generasi pertama.

Kemudian pada tahun 1999, muncul generasi Handphone monophonic yang dapat melakukan pengiriman Short Massage Service(SMS) atau sering disebut dengan pesan singkat. Pada tahun 1999 mungkin gak jarang dari kita sering mengirim pesan singkat ke teman atau keluarga dengan tulisan yang bisa disebut “al4y” ya. hehehe.. hayoo siapa yang pernah gini, mimin juga mau angkat jari dehhh.. hahaa

Seiring berjalannya waktu, teknologi semakin berkembang dan munculnya generasi ke 3 yaitu (3G). Generasi ketiga ini hadir pada masa tahun 2000an. Buat kalian yang lahir tahun 2000an udah kenal dong sama merk-merk smartphone seperti BlackBerry, hingga iPhone tentunya, ya.

Setelah generasi 3 muncul, kebutuhan teknologi semakin tingga dan memunculkan jaringan generasi keempat yang disebut juga dengan 4G. Munculnya 4G ini sering juka disebut dengan teknologi LTE. Generasi ke 4 ini bahkan memberikan kesan yang sangat menyenangkan seperti perfoma saat bermain game ditelepone tanpa terputus-putus dan jelas dengan resolusi HD ya.

BACA JUGA:Mengisi Waktu Luang, Tapi Bingung Mau Ngapain? Ikut Event Locus Work Aja

Nah, yang terbaru itu munculnya jaringan selular 5G. Siapa di sini yang Handphonenya udah 5G, kalau mimin jujur sih belum, ya. Kehadiran 5G ini memberikan layanan yang tentunya lebih cepat dibanding LTE ya, seperti pengiriman data.

Sejarah Handphone memang tak lekang oleh waktu ya, walaupun perjalanan teknologi ini memakan waktu cukup panjang tetapi teknologi ini juga semakin improve dan menjadi satu bagian yang tidak bisa diputuskan dalam kehidupan manusia modern.

Pada zaman modern ini, udah gak bisa dipungkiri lagi, bahwa keadaan telepone genggam menjadi satu hal yang penting. Bahwasannya, kemanapun kita pergi, mau ke toilet sekalipun kita pasti masih menggenggam telpone, benar apa benar?

SURVEY

Setelah membahas tentang Sejarah Handphone, mari kita bahas Phobia-nya, ya. Tahu gak sih kalau ketakutan melepas handphone juga termasuk phobia. Ternyata, menurut survey State of Mobile 2024 yang dirilis data.ai menyatakan bahwasannya Indonesia termasuk negara yang paling banyak menghabiskan waktu melihat telepone genggam sebanyak 6 jam lebih lama.

Berarti sudah tidak heran lagi ya, kenapa banyak banget orang-orang yang selalu menggenggam handphone-nya. Betul, sekali hal ini dikarenakan kecanduan, kekhawatiran dan ketergantungan yang berlebih jika tidak memegang handphone.

Nah, perasaan yang muncul ini disebut juga dengan istilah Nomophobia (No Mobile Phone Phobia). Jadi apa sih Nomophobia ini? secara singkatnya menurut (Yildrim & Correia) phobia ini merupakan perasaan cemas atau tidak nyaman saat seseorang atau individu jauh dari smartphone/handphone.

Individu yang terjebak dalam Nomophobia biasanya memiliki ciri-ciri seperti, sulit untuk mematikan ponselnya, terobsesi untuk terus-menerus mengecek ponsel baik pesan ataupun panggilan, kemudian biasanya individu tersebut melewatkan momen interkasi

Selain itu, ternyata Phobia ini juga menimbulkan beberapa gejala seperti mengalami keringat yang berlebih, kejang bahkan dapat memicu masalah pencernaan dan serangan panik jika berada jauh dari smartphone. semoga teman-teman Locus tidak sampai pada gejala-gejala yang udah disebutkan ya!

SOLUSI

Lalu, apa sih yang bisa kita lakukan untuk mengurangi intensitas penggunaan smartphone? Hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa, informasi yang diberikan oleh smartphone memang sangat cepat dan banyak. Tetapi, jika individu tidak bisa menggunakan smartphone sesuai dengan kebutuhan dan kapasitasnya maka akan sangat merugikan ya, teman-teman.

Maka dari itu, mari kita coba bedah solusinya dan menerapkan perlahan untuk kehidupan yang lebih sehat, ya:

  • Hindari penggunaan smartphone saat kalian sedang berkendara

Nah, siapa di sini yang di jalan waktu berkendara masih standby lihat smartphone? boleh aja sih, tapi jangan lupa menepi dulu, soalnya berbahaya untuk diri sendiri dan orang lain. Selain itu, tips ini bisa banget dicoba untuk mengurangi intensitas penggunaan smartphone. Jadi saat kalian berada di jalan, setidaknya ada waktu 30-1 jam kalian terlepas dari smartphone. Siapa di sini yang udah pernah coba?

  • Mengatur dan membatasi penggunaan samrtphone

Mengatur dan membatasi penggunaan smartphone ini juga cara yang baik nih untuk kita semua. Coba mulai beleajar untuk mengatur berapa jam kalian scroll sosial media dan membuat reminder sehingga jika waktunya sudah tiba, segera letakkan smartphone kalian. Hal ini perlu dilatih secara konsisten ya.

  • Tidak menggunakan smartphone saat bertemu orang lain

Penggunaan smartphone yang cukup masif ini terkadang menghalangi interkasi secara langsung antara kita dan orang lain ya. Nah, maka dari itu coba belajar untuk tidak menggunakan smartphone saat kalian sedang bertemu dengan teman, keluarga ataupun pasangan kalian. Selain bisa berbicara dengan lebih intens hal ini juga bisa membangun keterikatan kalian untuk lebih saling memahami

Nah, mungkin segitu dulu dari Locus, semoga banyak hal positif yang bisa kita ambil dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari, ya.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *